Selamat datang di Blog "Majapahit Nusantara"

Medowo ibukota kerajaan Majapahit yang pertama

2komentar

Majapahit pertama kali di dirikan di hutan orang Trik, ibukota kerajaan Majapahit pertama kali bukan di Trowulan. Ibukota pertama kerajaan Majapahit akan sedikit dikupas pada artikel ini.

Kalau Trowulan bukan Trik, lalu dimana sesungguhnya Trik berada? Bila kita buka peta Kab. Sidoarjo sekarang maka pada ujung Baratnya terdapat Kecamatan Tarik. Kecamatan ini berada antara perpecahan Sungai Mas yang menuju Canggu lalu Ujunggaluh dan Sungai Porong. Toponimi nama Trik sekarang menjadi Tarik. Namun cukup sulit untuk menemukan Lokasi ibukota kerajaan Majapahit.Tulisan ibu Ingrit H.E Pojoh yang berjudul Medowo Sebagai Kota Majapahit, dalam Berkala Arkeologi Edisi Khusus halaman 216-217 (1994) dapat menguak misteri tersebut, disebutkan bahwa : Medowo adalah nama sebuah dukuh yang terletak di delta sungai Brantas, kurang lebih 5 kilometer sebelah timur percabangan sungai Brantas menjadi Sungai Mas (Surabaya) dan sungai Porong. Mayoritas wilayah dukuh ini secara administratif termasuk dalam wilayah desa Gampingrowo, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 

Majapahit Nusantara

Penelitian di Medowo dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1986 memperlihatkan bahwa pada permukaan tanah banyak ditemukan indikator desa sekaligus merupakan situs arkeologi. Tinggalan arkeologis tersebut antara lain tembikar, keramik, bata, genteng, sumur kuno, lumpang batu, dan batu calon prasasti (Kusumo¬hartono 1990:48). Secara sederhana, situs ini memperlihatkan ciri situs permukiman dari periode Hindu-Budha. Pengujian lebih lanjut atas hasil penelitian pada situs Medowo yang luasnya sekitar ~ X400 meter ini menunjukkan bahwa (1) tembikar dari situs Medowo memperlihatkan ciri Majapahit seperti halnya tembikar Trowulan; (2) keramik-keramik Cina berasal dari masa yang berasal antara abad ke-13 hingga 14 Masehi; dan (3) analisis karbon (C14) menunjukkan masa antara 1202-1440 M (Siswanto dkk., 1992). Selain itu, temuan penggalian berupa struktur bata juga memperlihatkan kesamaan ukuran bata, pola ikat bata, dan kemiringan orientasi dengan struktur bata yang dijumpai di situs Trowulan.

Dengan demikian, dapatlah situs Medowo ini ditempatkan pada masa yang sama dengan Majapahit. Dengan melihat persamaan artefak dan fitumya, maka sangatlah jelas bahwa baik Medowo maupun Trowulan adalah bekas sebuah permukiman kuno. Persoalan baru muncul apabila dipertanyakan apakah ada hubungan antara Medowo dengan Trowulan? Tentu saja ada, Medowo adalah pemukiman kuno yang memiliki struktur hampir sama dengan situs di Trowulan. Bedanya situs Medowo di wilayah Trik sedang Trowulan jauh di pedalaman di daerah Alasantan dan Lemah Tulis. Jadi bila dikorelasikan dengan sumber sejarah Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama maka penulis lebih condong melokasikan ibukota Kerajaan Majapahit yang di bangun oleh Nararya Sanggramawijaya ada di daerah yang sekarang berada di Desa Gampingrowo Kec. Tarik Kab. Sidoarjo tersebut. Ada beberapa alasan identifikasi daerah Tarik sebagai Trik ibu kota Majapahit awal:

Toponimi nama Tarik dengan Trik, dari istilah tersebut jelas memiliki kemiripan, hanya saja istilah sekarang ditambahi sisipan vokal ”a” menjadi”Tarik” . Jadi nama desa dan Kecamatan Tarik adalah nama daerah yang dahulu di sebut Trik. 

Lokasi desa Gampingrowo dengan desa Tarik sekarang berjarak sekitar 4 km. Sekitar 6 km ke Timur Laut terdapat Waringin Pitu (lokasi bendungan Waringin Sapta masa Airlangga), sekitar 7,5 km kearah Timur lokasi dukuh Kelagen desa Watutulis tempat penemuan prasasti Kamalagyan (Masa Airlangga) dan bila 4 km ke arah Utara terdapat desa Canggu di seberang sungai Brantas, sekarang masuk kecamatan Jetis, Kab. Mojokerto. Hal ini berbeda dengan situs Trowulan dimana jarak situs Keraton Majapahit dengan situs masa sebelumnya sangat dekat bahkan satu lokasi. 

Berkaitan dengan tokoh Wiraraja sebagai ahli strategi yang membantu Nararya Sanggramawijaya saat mendirikan kerajaan Majapahit pertama kali. Dilihat dari letak geografisnya jelas sekali desa Gampingrowo sangatlah strategis sebagai tempat konsolidasi. Selain dahulu berupa hutan belantara, namun tidak jauh pula dengan urat nadi perekonomian kerajaan-kerajaan pedalaman terdahulu, seperti Singhasari, Panjalu-Jenggala dan Dinasti Isana, yaitu dekat dengan pelabuhan Canggu, bendungan Waringin Sapta dan Muara sungai Brantas Ujunggaluh-Rembang juga Sungai Porong. Selain jauh dari pusat ibukota Dahanapura, dan tersembunyi di sekitar hutan orang Trik, dengan leluasa pasukan baru Majapahit mengembangkan kekuatannya yang berasal dari Madura dan Tumapel. Terlebih dahulu mereka bisa menguasai daerah sekitar Trik seperti Ujunggaluh, Canggu dan semua delta Brantas, maka hal ini akan melumpuhkan sendi perekonomian kerajaan Jayakatwang di Daha. Dari sinilah kita dapat melihat kecemerlangan strategi tokoh Wiraraja, khususnya dalam melumpuhkan kerajaan Jayakatwang di Daha. 

Pelabuhan Canggu berada di sebelah Utara daerah Trik, hal ini sangat menguntungkan, karena pendiri pelabuhan dan sekaligus benteng Canggu adalah Raja Sminingrat atau Wisnuwardhana ayah dari raja Kertanegara raja besar Singhasari. Walau bagaimanapun pejabat-pejabat benteng sekaligus pelabuhan Canggu memiliki hutang budi terhadap keturunan dan keluarga Raja Wisnuwardhana. Dalam Prasarsti Kudadu pun dijelaskan pada waktu Nararya Sanggramawijaya dalam pelarian dari kejaran pasukan Jayakatwang, beliau berniat mencari suaka ke desa Terung dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan akuwu Rakriyan Wuru Agraja, yang diangkat sebagai akuwu oleh mendiang Sri Kertanegara, dengan harapan memperoleh bantuan darinya untuk mengerahkan penduduk daerah Timur dan Timur Laut Terung (Muljana, 2007:120-121). Dari sini kita ketahui bahwa di daerah delta Brantas masih banyak kepala-kepala daerah yang memiliki hutang budi dengan keluarga Singhasari. Hal ini pulalah yang di jadikan alasan penempatan ibukota di Trik yang berada di antara percabangan sungai Brantas (S. Mas dan S. Porong). 

Pelokasian beberapa tokoh sejarawan bahwa Trowulan dahulu termasuk wilayah Trik kurang dapat diterima. Hal ini berlandaskan antara Trowulan dengan Trik selain cukup jauh juga tanahnya terbelah oleh Sungai besar Brantas. Kebiasan orang dahulu, batas suatu daerah adalah alam, seperti hutan, bukit dan Sungai. Bila Trowulan wilayah Trik maka dimanakah nama daerah Alasantan dan Lemah tulis berada? Bila nama daerah sekaliber Alasantan dan Lemah Tulis tidak di kenal, maka sebesar apakah daerah Trik dalam pengukiran sejarah kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit? Apakah desa Alasantan tempat prasasti Mpu Sindok dan Lemah Tulis tempat Mpu Barada termasuk wilayah Trik? Hal ini kurang dapat diterima, karena daerah situs Trowulan dahulu lebih terkenal nama-nama desa yang tertera dalam prasasti Alasantan dan Negarakretagama, tanpa adanya nama Trik. 

Dari beberapa alasan tersebut maka Situs Medowo, desa Gampingrowo, kec Tarik kab. Sidoarjo, dapat diidentifikasi sebagai bukti bekas lokasi ibu kota kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Nararya Sanggramawijaya antara tahun 1214-1215C/1292-1293M. 

Demikianlah ulasan tentang Medowo ibukota kerajaan Majapahit yang pertama kali, semoga dapat menambah wawasan.

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Agustin Ariani
2 Maret 2015 pukul 20.20

Terima kasih tambahan ilmunya. Yg jadi pertanyaan sy selanjutnya, utk alasan apakah ibukota Majapahit beralih ke Trowulan, pdhl Trik adalah wilayah yg sangat strategis?

11 Mei 2015 pukul 09.58

Saya tinggal di Pelabuhan Canggu sekarang.. bangga reg, bisa di gali gk ya tanahnya, barangkali nemu peninggalan Sejarah..

Posting Komentar

 
Support : Link | Link
Copyright © 2013. Majapahit Nusantara - All Rights Reserved
Template Created by Blogging Modify by Majapahit Nusantara
Proudly powered by Blogger